MENCEGAH ASMA AKIBAT KERJA

6:36 PM Posted In Edit This 0 Comments »

PARU salah satu organ vital tubuh yang memiliki permukaan sangat luas, dengan aliran darah yang tinggi dan dinding lapisan sel yang cukup tipis merupakan daerah kontak yang penting dengan bahan lingkungan kerja, bahan tersebut bila mengandung zat yang berbahaya dapat menimbulkan keracunan secara langsung atau tidak di saluran nafas dan menimbulkan reaksi imunologis,

    Penyakit paru akibat kerja merupakan efek dari kemajuan industri yang angka kejadiannya semakin tinggi, selain itu variasi penyebab penyakit paru akibat kerja pun makin banyak, masalah sosial yang ditimbulkannya juga makin kompleks.

    untuk itulah amat penting screening (test penyaringan) penyakit paru akibat kerja, Menurut Dr.Slamet Hariadi SpP dari Departemen pulmonologi FK UNAIR-RS Dr. Soetomo Surabaya, spirometri merupakan pemeriksaan pungsi paru yang sangat sederhana dan bisa dikerjakan dimana saja dengan biaya yang sangat terjangkau. walau begitu alat tersebut sangat sensitif untuk mengetahui perubahan diparu, sedikit saja fungsi paru menurun maka hasilnya akan segera diketahui dengan spirometri.

   pasal 1 dari Kepres RI No.22 tahun 1993 menjelaskan bahwa penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerja atau  lingkungan kerja, kepres itu memuat 31 jenis penyakit tersebut salah satunya adalah asma akibat kerja.

    Terdapat banyak faktor resiko asma, salah satunya adalah paparan kerja yang menyebabkan asma , asma kerja (occupational asthma/OA) saat ini merupakan penyakit paru yang paling sering terjadi, asma akibat disebabkan oleh bahan spesifik di tempat kerja .

    Penelitian menyebutkan bahwa asma akibat kerja terjadi pada 2,5% petugas Rumah Sakit yang terpapar lateks 2-40% pekerja pembuat roti dan pabrik tepung akibat alergen pada tepung terigu,20% pada pekerja asma anhidrat,4-13,5% pada pekerja yang terpapar asma plikatik (plicaticacid) yang terdapat didebu kayu dan 5% pekerja yang terpapar toulene diisocyanate(TDI).

    The American College of Chest Physicians (ACCP) membagi asma kerja menjadi dua subkategori,yakni

    1. Asma kerja dengan periode laten (hypersensitivity induced OA/allergic OA) 

    2. Asma kerja tanpa periode laten (irritant induced OA/reative airway dysfunction syndrome) 

Pasien yang tergolong allergic OA akan mengalami sensitsasi terhadap bahan kimia ia spesifik ditempat kerja dan setelah suatuperiode laten akan cenderung mengalami bronkospasme (penyempitan broncus) dan inflamasi jalan nafas bila terpapar dengan bahan kimia tersebut walau dengan konsentrasi yang cukup rendah.

    "Asma kerja merupakan salah satu penyebab kematian, angka kesakitan, dan angka kecatatan yang dapat dicegah dalam dunia industri," ujar Dr. Slamet.salah satu caranya dengan screening dan pemeriksaan fungsi paru pekerja secara berkala dengan  spirometri.

    Manfaat pemeriksaan spirometri adalah untuk mengukur status pernafasan, mengetahui type kelainan paru dan berat ringannya kelainan, memantau kelainan paru, pertimbangan tugas kerja maupun konpensasinya, serta pertimbangan dalam melakukan pemakaian alat pelindung pernafasan dalam kerja.

    Spirometri harus dilakukan secara berkala pada semua lingkungan industri yang bisa mengakibatkan penyakit paru kerja. apabila penyakitnya adalah asma, spirometri bisa dipakai sebagai sarana untuk menegakan diagnosa dan evaluasi progresivitas, sedangkan bila bukan asma, spirometri tetap bisa dipakai untuk screening kelainan paru karena spirometri dapat menunjukan dipungsi paru lebih dulu dibanding dengan  kelainan radioloisnya.

                          "Dari berbagai sumber"

0 comments: